Senin, 14 Maret 2016

Gemini


GeminI
H
uaaaaahhh………!!! Mulutku menguap lebar, mataku merah dan berair karna telah terlalu mengantuk. Kulirik jam weker berbentuk panda di samping tempat tidur yang menunjukkan pukul 15.05 malam. Ini telah tengah malam, tapi entah mengapa aku masih belum tidur juga. Entah apa yang sedang ada di pikiranku, aku sendiri pun masih tak mengerti. Pukul 16.25 akhirnya aku bisa tidur juga.
Kriiiiinkkkkk….!! Jam weker berdetak kencang dengan suara yang nyaring. Ini tandanya telah pukul 05.30 pagi, tanganku melambai-lambai mencari sumber suara itu, akhirnya ketemu juga! Segera ku tekan tombol off. Kini kamarku telah tenang kembali. Ku buka mataku perlahan, ku diam sejenak di tempat tidurku yang berwarna ungu muda manis. Kini tenangaku tlah pulih kembali, ku berjalan dengan gontai kearah kamar mandi dan langsung menyambar handuk unguku di depan kamar mandi.
Hari ini rasanya ku sangat malas tuk melakukan apa-apa, dandananku pun hari ini sangat simple. Ku membiarkan rambut panjangku terurai rapih dan ku beri sedit hiasan jepitan rambut berwarna kuning cerah.
          Di meja makan pun ku tak banyak bicara, ku melahap habis makananku dan langsung brangkat ke sekolah bersama Bang Mhico
“Kamu kenapa Dil..?”
“Eh, apa…?” sontakku kaget.
“Kamu tuh kenapa sih…!! abang perhatikan dari tadi pagi kamu diam terus, ngak biasanya.”
“Ngak kenapa-napa kok..!!!” tukas ku.
***

 “Hy, Dil…!!” sapa mita padaku.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman singkat.
“Loe kenapa sih, kok hari ini beda banget deh. Liat tuh muke loe kucel banget kayak ngak pernah mandi sebulan..!!”
“Enak ajah loe… gue dibilang ngak pernah mandi sebulan, emang elo.. males mandi..!!!”
“Hehehe… loe jangan buka kartu donkk..!!! lagian lo kenapa sih muka kok ditekuk gitu. Dandanan lo hari ini juga ancur banget tau. Jepitan, kuning terang. Tas coklat tua, spatu  orange menyala, dah kayak lampu pijar ajah!”
“Gw bingung……” ku diam sejenak.
“Udah tiga hari ini gw ngak bisa tidur. Prasaan gw ngak enak banget, akhir-akhir ini gw juga sering mimpi aneh.” Sambungku.
“Mimpi aneh..??”
“Iya, gw sendiri juga bingung. Tapii… ya udah lah.. ngak usah dipikirin lagi. Palingan cuman bunga tidur. Oh iya entar sore temenin gw jalan yuk, gw pengen nonton skaligus buat segerin pikiran gw yang dah mumet banget nih. Kali ajah entar sore bisa ketemu cowok caskep gitu… hehehe…..”
“Yeee…. Dasar loe….!!!”
***

Dah sejam gw nungguin Mita disini sendirian. Tapi dia ngak nogol-nongol juga. Mana sih tuh anak, jangan-jangan dia kecantol cowok cakep di jalan, trus melototin tuh cowok terus ampe dia lupa klu pengen nemenin gw jalan. Dasar tuh anak, kebiasaan banget deh..!! dasar genit..! gerutuku dalam hati.
          Ku putuskan untuk jalan sendiri berkeliling mall sambil menunggu Mita. Kakiku mulai melangkah dengan perlahan tanpa tujuan entah kemana. Langkahku seketika terhenti ketika ku melihat sesosok pria dihadapanku, wajahnya seperti tak asing bagi ku, tapi ku tak mengenalnya. Siapa dia ? mengapa rasanya wajahnya begitu sangat tak asing bagiku, sepertinya ku pernah melihatnya disuatu tempat, namun entah dimana.
                  Ku berjalan mengikuti sosok pria itu, hingga akhirnya ku kehilangan jejaknya.
***

                  “Hy Dil,”
                  “Kemarin loe kemana ajah..!! gw nungguin loe berjam-jam.”
“Iya, iya, deh sory…. Kemarin gw ketiduran ngak ada yang bagunin gw lagi. Dasar tuh mamah, dah di bilangin bangunin gw, malah ngak di bangunin.”
“Udah deh, ngak usah ngeles. Dah jelas-jelas salah, masih ajah salahin orang lain.”
                  Mita tertawa cengengesan….
“Ehh tau ngak bakalan ada murid baru loe.. namanya Virgo, dia pindahan dari losangelas. Pasti orangya cakep deh..!!” cerocos Mita semangat banget jelasin tentang anak baru itu.
                  Tapi satupun perkataan Mita tentang anak baru itu tak ada yang kudengarkan. Matakau seketika menatap tajam sosok seorang pria dihadapanku. Tanpa ku sadari tubuhku seketika malompat berdiri tegak memandang pria yang kemarin di mall kulihat dan kuikuti hingga akhirnya ku kehilangan jejaknya.
                  “Dia….” Bibirku seketika berbicara dengan nada heran dan tertatih.
“Dia…? Dia siapa…? Jadi dari tadi loe ngak dengerin gue ngomong panjang lebar..? gerutu Mita.
                  “Dia… yang disana. Cowok itu…!!” ucapku dengan nada datar dan bingung.
“Oh, dia… dia itu anak baru yang gue certain tadi sama loe. Cakep kan! Gue ngak bohongkan sama loe. Loe pasti kaget deh. Ini pertama kalinya loe liat cowok secakep dia kan…!!”
                  “Dia.. cowok yang slalu hadir dalam mimpi-mimpi gue slama ini.”
                   “Dia..? gimana bisa… loe pasti bohong kan.”
                  Laki-laki yang slama ini slalu menghantui ku lewat mimpi-mimpi aneh itu, kini hadir di hadapan ku. Apakah ini mimpi..???
………
                  Semenjak Virgo datang, entah kenapa mimpi-mimpi aneh itu kini tak pernah mumcul lagi. Bahkan tidurku pun slalu nyenyak, tak seperti dulu. Ini sangat aneh. Apa karna kini mimpi aneh itu hadir di depan mata ku, dan apakah aku harus terlibat dalam mimpi-mimpi aneh itu.
                  Semakin hari aku dan Virgo semakin dekat. Bagai telah diatur kami sekelas, kami sangat sering berada di satu kelompok yang sama.
                  Hari ini aku berencana untuk pergi ke pantai bersama Virgo, untuk mengerjakan tugas kelompok kami berdua. Dia yang akan menjemputku kerumah.
…………
                  “Dhyla….”
                  “Iya, bang..”
                  “Ada teman kamu di bawah.”
                  “Suruh masuk dulu bang..!! aku siap-siap dulu.”
                  Virgo tlah datang menjemputku, entah kenapa hatiku rasanya sangat deg-degan. Aneh skali, gaya rambutku tlah tiga kali ku ubah, pakean ku pun tlah dua kali ku ganti. Kenapa hari ini ku seakan ingin skali terlihat cantik di depan Virgo.
                  Kulihat Virgo sedang duduk manis di ruang tamu, dengan secangkir minuman di hadapannya. Aku langsung brangkat bersama virgo  setelah pamitan dengan bang Mhico.
***

“Abang kamu baik banget ya, orangnya ramah banget,”
Seketika aku langsung berfikir, aneh skali bang Mhico tak banyak Tanya aku mau kemana. Apalagi kali ini aku pergi bersama seorang pria dan menggunakan motor. Biasanya bang Mhico pasti lansung bawel banget kalau tau aku pergi ma cowok. Dan ngak ada satu pun temon cowok aku yang di izinin untuk masuk ke ruang tamu apa lagi sampe di buatin minum. Trus makin anehnya lagi kenapa bang Mhico ngak pake ceramah dulu sama Virgo, kenapa tadi dia langsung izinin aku pergi dan hanya bilang hati-hati dijalan, pulang jangan telat. Ini ANEH….!!!
“Kamu kenapa, kok bengong?” kata-kata Virgo langsung membuyarkan lamunanku.
“Ah, oh ngak.”
“Kamu lagi pikirin apa?”
“Ngak pikirin apa-apa kok. Ya udah kita lanjutin ajah, biar cepat selesai. Aku ngak boleh pulang telat.”
“Ah, ok!”
***
                  Sudah sebulan aku dan Virgo jadian, dan mimpi-mimpi aneh itu mulai datang lagi semenjak seminngu terakhir ini. Sebenarnya ada apa ini, aku bingung. Mimpi aneh yang kuperankan bersama Mhico namun berlatar tempat asing yang tak pernah ku lihat sebelumnya. Mimpi-mimpi yang sama datang setiap malam. Aku tak tahan lagi, aku harus mencari tau misteri di balik mimpi-mimpi aneh ini. Ku putuskan untuk mengajak Mhico bertemu besok siang di taman.
           Berjalan keluar kamar, ku dengar ada seseorang yang sedang menangis. “Itu pasti suara mamah, tapi ada apa?” Gumamku dalam hati. Ku percepat langkahku berjalan kea rah kamar mamah dan papah. Kuintip di balik pintu mamah sedang menangis di hadapan papah, dan berkata “Aku harus pergi…!!” mau kemana mamah? Lalu ada apa ini sebenarnya, “kita ini orang tua yang jahat. Ini tidak adil.Aku harus pergi.” Mamah kembali bicara.
           Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang tengah mereka bicaraka.
Pagi ini hari minggu, kulihat mamah ada di rumah dan tengah menyiapkan sarapan untuk kami semua.
“Hy, mah…” mamah tak membalas, iya tetap melanjutkannya pekerjaannya.
“Aku bantu ya, mah.”
“Tidak usah, Mama bias sendiri”
Mamah terlihat sangat dingin pada ku hari ini, tak seperti biasanya. Ada apa? Apa karna pembicaraan mamah dengan papah semlam? Entahlah, aku tak tau pasti.
Selama di meja makan keheningan mencekam kami semua. Suasana yang sangat jarang muncul dalam kebersamaan kami semua. Hingga akhirnya mamah mambuyarkan semua keheningan yang sejak tadi mencekam kami semua.
“Mamah dan papah akan pergi ke luar kota selama seminggu untuk urusan bisnis. Mhico,”
“Iya, mah”
“Tolong kamu jaga rumah dan jaga adikmu baik-baik.”
Baik, mah. Mhico pasti bakalan jaga rumah dan si centill ini baik-baik.”
“Centil…!!! Enak saja, siapa yang centill.” Protesku
Mamah seketika meninggalkan meja makan dan disusul oleh papah.
***

                  Ku percepat langkahku menuju taman, ku lihat sosok Virgo tegah duduk seorang diri di bawah sebuah pohon rindang, pohon yang menjadi saksi kisah kami berdua. Kembali ku langkahkan kakiku semakin dekat dengannya, semakin aku merasa sangat deg-degan. Entah ada apa ini hatiku terasa sangat gunda.
“Ada sesuatu yang ingin ku katakan.” Virgo memulai pembicaraan. Aku terdiam.
“Tiga bulan yang lalu.....” ia berhenti sejenak.
“Aku pergi ke sebuah cafe, bersama seorang gadis. Ia orang yang sanagat ku sayangi. Saat itu hari kamis, pukul 2 siang. Itu adalah saat-saat terpahit dalam hidupku. Aku dan dia tengah berdebat hebat, ia marah-marah karna kesalahanku. Ku mencoba tuk menjelaskan semua padanya dan tak henti-hentinya meminta maaf padanya. Tapi ia tak mau mengerti.” Ku lihat matanya mulai memerah.
“Emosinya memuncak, ia berlari ke luar cafe menembus badai salju di hari itu. Aku tak mampu tuk mengejarnya, ku berfikir ia butuh waktu tuk sendiri dan memaafkanku..... tapi ku salah.....” air matanya mulai menetes. Aku terdiam kaku menatapnya.
“Aku menatap kepergiannya... dan kejadian mengerikan itu terjadi.... begitu cepat.” Suaranya mulai melemah menahan tangis.
“Ku lihat dengan jelas di depan mataku, kecelakaan dasyat di tengah badai salju yang telah merenggut nyawa bidadariku.... ku berlari menuju ke arahnya, ku peluk erat jasadnya. Darah segar mengalir dari kepalanya... salju putih kini menjadi merah.  Tak ada satu pun orang yang menolongnya. Ku bawa tubuhnya kerumah sakit dengan tangan ku sendiri. Namun usahaku sia-sia, nyawanya tak tertolong lagi karna mengeluarkan darah terlalu banyak.”
“Saat pertama kali bertemu dengan mu, aku sangat terkejut. Aku kira aku tengah bermimpi, namun ini nyata. Dirimu begitu mengingatkan ku akan sosok dirinya, wajah, suara, sifat, tawa, bahkan candamu begitu mirip dengannya. Itu lah sebabnya saat pertama kita bertemu aku bertanya apakah kamu memiliki sodara kembar.”
                  Hari ini menambah teka-teki dalam hidupku.
***

“Apa ada yang tidak aku ketahui....???”
“Apa maksud mu..??” Bang Mhico menatapku heran.
“Apakah aku punya sodara kembar?”
“Apa yang kamu bicarakan?”
“Bang.....”
sejenak bang Mhico terdiam dan tertunduk tak sanggup menatapku.S
“Dulu... waktu kamu baru berumur 3 tahun, ekonomi keluarga tidak sebaik ini. Utang keluarga dimana-mana. Om Hermanlah yang telah membantu keluarga kita hingga bisa seperti ini. Om herman tidak memiliki anak. Dan sebagai balas jasa mereka meminta salah satu diantara kalian. Papah memutuskan untuk memberikan Vhiya, sodara kembarmu. Karna kamu saat itu tengah sakit keras. Kami berfikir kamu lebih membutuhkan perhatian kami dari pada vhiya. Dan perekonomian keluarga yang tak mampu membiayai kalian berdua, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan sodara kembarmu kepada om Herman. Vhiya tinggalbersama om Herman dan tak pernah tau bahwa orang yang selama ini ia anggap orang tua bukanlah orangtuanya. Tiga bulan lalu Vhiya kecelakaan mobil dan ia meninggal seketika. Papa dan mama sekarang pergi untuk menghadiri perayaan hari kematian Vhiya.”
                  Kata-kata Bang Mhico telah menjawab semua pertanyaanku selama ini. Ternyata wanita dalam mimpi aneh itu bukanlah aku, tetapi Vhiya. Sodara kembarku yang tak pernah ku ketahuai.
                  Dan kini aku tau apa penyebab sikap mamah yang tiba-tiba berubah dingin padaku. Itu semua karna Vhiya. Iya igin bersikap adil padaku dan Vhiya, karna vhiya tak pernah mendapatkan perhatian dari mamah dan papah juga bang Mhico. Sedangkan aku disini bersama mereka semua.
                  Mamah berhak melakukan hal itu.
***
                  Hari ini Virgo datang kerumah, untuk memberikan alamat Om Herman. Aku berencana untuk pergi melayat kemakam Vhiya. Hubunganku dan Virgo pun tlah berakhir. Ku sadari Virgo milik Vhiya, wajah kami memang sama, tapi aku tak mungkin menggantikan posisi sodara kembarku itu.
                  Kini ku tau arti dari mimpi itu adalah isyarat dari vhiya sebagai salam perkenalan sekaligus salam perpisahan.
                  Slamat tinggal sodaraku... tenanglah engkau dalam pelukan Allah SWT.

..............TAMAT...............



Tidak ada komentar:

Posting Komentar