Minggu, 01 Juli 2018

Aku ingin, TAPI :(

Menanggapi DM yang masuk di ig Catatan Ayy, ada beberapa curhatan yang masuk kalau mereka sebenarnya sudah punya niat untuk hijrah tapi sayangnya mereka masih takut, mereka tidak yakin, mereka merasa diri meraka tidak pantas, masih banyak dosa, pecicilan, suka selfie, lingkungan tidak mendukung, nah, disi Ayy mau melanjutkan kisah hijrah Ayy dipostingan sebelumnya. Ayy akan berbagi kisah-kisah sebelum hijrah yang kisahnya hampir mirip dengan apa yang shalihah amalami saat ini.

Dengan proses hijrah yang begitu cepat, begitu tiba-tiba, terjadi dalam semalam, tentu akan menyisakan tanda tanya, ‘Ada apa?’ ‘Mengapa tiba-tiba?’ tidak hanya teman-teman tapi juga keluarga. Butuh mental yang kuat, butuh kesabaran lebih untuk menanggung tatapan aneh orang-orang, tiba-tiba menjadi pusat perhatian, dicibir orang, dikatakan ini, dikatakan itu. Ditanya ini, ditanya itu, tapi itulah proses. Ada nikmat didalamnya.

Alhamdulillah, Ayy punya seorang sahabat. Dia seorang yang taat sejak kecil, tidak pernah menyentuh dunia pacaran, menggunakan pakean syar’i, sejak dulu kenal dengan dia buat Ayy, dia benar-benar mencerminkan seorang perempuan dalam islam. Sejak maba kami sekalas, awalnya agak risih untuk kenal dekat dengan dia, karena buat Ayy, Ayy islam tapi tidak mau fanatik dan tidak cocok menjadi seperti dia. Khadarullah, dipertemukan dibanyak kesempatan dengan dia dan akhirnya menjadi dekat hingga sekarang (Alhamdulillah).

Setelah mengenal dia lebih dalam, pandangan Ayy tentang dia berubah. Dia sama seperti Ayy, dia perempuan biasa yang juga bisa salah, dia remaja biasa yang mau menikmati hidup, tapi satuhal yang istimewa dari dia adalah, dia tidak pernah sekalipun memamerkan ilmunya, dia tidak pernah mengelurkan hadis untuk kekeliruan yang orang lain lakukan, padahal dia memiliki ilmunya. Ada banyak sekali ilmu yang dia punya tapi sekalipun dia tidak pernah menjatuhkan orang lain dengan ilmu yang dia miliki. Tapi dia, memberikan contoh dengan perilakunya.
Untuk Ayy, dia sosok yang sangat luar biasa.

Sempat beberapa kali Ayy dengan beberapa teman yang lain bilang begini “Saya juga mau ji kayak dia, TAPI malu ka pake baju besar begitu, tidak cocok muka ku, pecicilan ka, masih bolong-bolong shalat ku, masih suka ka makan berdiri” dan masih banyak lagi kalimat TAPI lainnya. Dan ketika kami berbincang seperti itu dihadapan dia, dia selalu saja diam tidak berkomentar.

Dulu, Ayy selalu bertanya-tanya ‘kenapa dia diam ketika kami membahas tentang agama, tentang hijrah, sedangkan harusnya dia yang paling banyak bicara karena kami hanya sok tau sedangkan dia memiliki ilmunya’. Hanya satuhal yang selalu dia tekankan untuk kami saat bersama dia, SHALAT. Meskipun di akhir waktu, tapi harus tetap melaksanakan shalat.

Sebelum bertemu dengan hidayah Allah, beberapa hari sebelumnya Ayy pernah bilang didepan dia dan tiga teman yang lain kalau Ayy mau berubah. Ayy mau jadi orang baik, Ayy capek dengan dunia, terlalu melelahkan. Dan dia, hanya diam saja. Pada saat itupun hanya sebatas niat dihati dan diucapan, sama sekali tidak ada tindakan yang mencerminkan kalau Ayy benar-benar ingin mengenal Allah, tidak pula ingin menggunakan pakean syar’i, HANYA INGIN MEMPERBAIKI DIRI.

Satu hal yang baru Ayy sadari, waktu itu adalah PERTAMA KALINYA Ayy mengatakan ingin mengenal Allah TANPA kata TAPI. Dan tanpa sadar, tertanya saat itu adalah satu langkah Ayy berjalan menuju kapada Allah. Dan beberapa hari setelahnya, Allah datang, Allah berlari kearah Ayy, membawa hidayah-Nya. Pada saat itu, Ayy membuka pintu hati Ayy lebar-lebar, Ayy mempersilahkan hidayah itu datang, tanpa ada kata TAPI sedikitpun.

Dari kisah yang Ayy alamai sendiri, Ayy belajar. Bahwa, satu langkah yang kita beri untuk mendekat kepada Allah, maka Allah akan datang dengan seribu langkah kepada kita. Tanpa sadar semua kata TAPI yang selalu kita keluarkan adalah bentuk hijab (pembatas), tembok yang kita bangun sendiri untuk menghalangi langkah kaki kita semakin dekat kepada Allah.
Mari kita mengurangi kata TAPI. Cukup kita menganggap diri kita bukan orang baik, karena kita diciptakan baik oleh Allah, kita semua adalah orang baik hanya saja kita lupa kalau kita adalah orang baik.

Tulisan-tulisan yang Ayy buat, sama sekali bukan ingin sombong, memamerkan kisah hijrah Ayy, tapi ini adalah salah satu bentuk pertanggung jawaban Ayy terhadap janji yang sudah Ayy ikrarkan kepada Allah malam itu.Yang Ayy bisa hanyalah menulis, maka, Ayy akan terus menulis, entah akan dianggap alay, lebay, sok suci.

Untuk kalian semua yang sedang berjuang untuk bertemu dengan hidayah Allah, semoga tulisan Ayy ini bisa menemani, menguatkan, meringankan langkah kaki kalian. Tidak ada satupun jalan hijrah yang mudah. Maka teruslah berusaha, teruslah mengejar hidayah sampai engkau menemukannya.