Rabu, 21 November 2018

Minggu pertama di Tsukuba

 Ditulis 05 September 2018

Pukul 10.04 waktu Stukuba.
Saat ini aku sedang duduk diatas ayunan seorang diri ditaman depan tempat tinggal kami. Dibawah gerimis, ku ayunkan jemari mengetik dilayar hp, mungkin aku sedang memaksakan diri untuk keluar karena cuaca sedang dingin, 22°c cukup digin untuk ku tapi tidak dengan yang lain, buktinya mereka terlihat nyaman mengayuh sepeda dengan satu tangan dan tangan lainnya sibuk memegang payung. Tubuh yang hanya berbalut kaos tipis berlengan pendek bahkan ada yang tidak berlengan nampak nyaman diterpa udara yang semakin kencang dari hasil kayuhan sepeda. Dan yahh hanya aku seorang diri yang menggunakan sweater berwarna biru cerah dan kaos kaki navy. Keberadaan ku sukses membuat mereka yang lewat menoleh. Mungkin pikir mereka aku aneh, menggunakan pakean kedodoran dimusim panas yang diguyur gerimis ini. Lebih tepatnya salah kostum! pakean yang ku gunakan lebih tepat digunakan saat musim gugur nantinya bukan musim panas seperti hari ini. Ahh tak apalah, yang terpenting tubuh ku tetap hangat dengan begini. Mungkin, jika nanti musim gugur dan musim dingin telah menyapa, akan ku gendong selimut kemanapun aku pergi. Sungguh, aku tak tahan dingin, ac pun aku tak sanggup bahkan sesekali menggigil karena dinginnya kipas angin yang terlalu kencang berputar, silahkan jika ingin mengatai ku 'orang kampung' aku mulai terbiasa mendengarnya🙈




Malam tadi, untuk pertama kalinya aku berjalan keluar melihat kota stukuba dimalam hari. Aku tercengang, mungkin lebih tepatnya terpesona betapa indahnya kota yang tengah ku pijak ini. Kota ini tak sepopuler Tokyo sebagai ibu kota ataupun Osaka dan Nagasaki yang sering mampir ditelinga kita. Orang asing tidak banyak yang tertarik dengannya apalagi bagi warga indonesia. Kota ini lebih populer bagi mereka para pejuang beasiswa. Ya, university of Tsukuba adalah universitas yang pelajar asingnya paling banyak di jepang. Ada begitu banyak orang asing dari berbagai negara seperti Rusia, Canada, Cina dan Korea mengingat sistem pendidikan di negara ini luar biasa. Mahasiswa indonesia sendiri jika di hitung sekitar 100 orang yang kini sedang berstatus mahasiswa di university of Tsukuba dan akan berjumlah sekitar 200orang jika ditambah dengan anggota keluarga mereka seperti anak dan suami.

Sebagai informasi, saat ini aku sedang menghabiskan waktu liburan ditempat kakak sepupu yang melanjutkan kuliahnya disini, sungguh bangga kakak mampu menembus sulitnya beasiswa LPDP dan berakhir di kota mengagumkan ini. Dan tentu, aku hanya berstatus tamu bukan mahasiswa. kalian bisa cek visa ku disana akan tertulis 'visa undangan' bukan visa tinggal :D tolong jangan lagi meminta ku untuk ikut melanjutkan pendidikan disini, sungguh toefl ku tak mencukupi🙈

Aku amat bersyukur bisa sampai dinegara ini tanpa harus mengeluarkan sepeser rupiah pun, beberapa kawan sempat berkata iri pada ku, tapi taukah mereka, satu hal yang ku yakini akan keberadaan ku disini saat ini, adalah karena izin-Nya. Akupun tak pernah berani bermimpi untuk sampai kenegara ini, menggunakan mesin terbang untuk yang pertama kalinya. Dan ku rasa, ini adalah hadiah dari-Nya, hadiah perkenalan kami. Memang benar, setelah setahun lalu memutuskan untuk kembali mengenal-Nya jauh lebih dalam, hidup ku kemudian berubah 80°. Aku bersyukur, Dia mau mengetuk pintu yang telah lama beku karena dunia dan setelah hari bersama-Nya, aku merasakan begitu banyak cinta bahkan kini air mata pun terasa nikmat :)


Udara semakin dingin saja, tapi aku tetap memilih mengayunkan ayunan yang sedang ku duduki saat ini, kata kakak esok akan ada badai paling besar sepanjang tahun ini maka aku takkan bisa kemana-mana esok hari, setiap tahunnya di Jepang akan terjadi badai sebanyak 27x mungkin akan lebih atau kurang tapi jumlah tiap tahunnya tidak akan jauh berbeda dan besok akan menjadi badai ke 21 juga badai terbesar tahun ini. Sehingga hari ini meski diguyur gerimis dan diterpa udara dingin kaki ku tetap ingin berjalan mencari hal baru lagi yang bisa ku ketahui tentang tempat ini. Ya, setiap harinya aku belajar hal baru ada begitu banyak fakta² unik, menarik bahkan mencengangkan yang ku peroleh. Aku begitu bersemangat mencari tau hal-hal yang belum ku ketahui disini dan akan ku bagikan lewat setiap ketikan jari ku nantinya. Misalnya fakta bahwa air disini sangat steril dan bisa langsung diminum begitu saja bahkan untuk air di toilet umum sekalipun, jadi jika sedang kehausan dan tak punya uang ditempat umum, carilah toilet dan minum airnya :D setiap harinya aku meminum air keran untuk cuci piring cukup mengambil gelas, menyalakan keran lalu minum :D setidaknya satuhal yang harus kami syukuri, tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli air minum karena biaya hidup disini sangat menyesakkan kantong! untuk menikmati sepiring shusi yang berisi dua potong  saja harus mengeluarkan uang tigabelas ribu rupiah :( tentu perut tidak akan kenyang jika hanya dua iris shusi bukan?

Dan ah ya! orang jepang sangat sedikit yang mahir berbahasa asing bahkan inggris sekalipun. mereka terlalu mencintai negaranya sendiri, maka ketika tubuh ku tidak sengaja didorong oleh seorang gadis jepang, aku tak tau cara membalas kata maafnya yang dilontarkan dengan bahasa jepang, aku hanya mampu memberinya senyum dan gerakan tangan bahwa aku tak apa-apa 😅

Udara semakin dingin saja, sepertinya aku harus kembali masuk ke apartemen jika tidak aku bisa membeku kedinginan disini, atau mungkin kakak sudah mengira aku hilang karena tak tau jalan 🙈

Oh iya, mohon maaf dengan keadaan foto² diatas yang kurang menarik atau blur! aku bukan seorang fhotografer handal seperti beberapa kawan ku yang selalu sukses mengabadikan potret indah lewat lensa hpnya aku juga bukan treveler yang gemar treveling kebanyak tempat, maka mungkin tak banyak tempat yang bisa ku bagikan. Aku hanya gadis biasa yang senang mengabadika moment melalui rangkaian kata. Bagi ku, setiap kali membaca kisah perjalanan ku dimasa lalu, aku akan kembali teringat pada rasa, suasa, bahkan detik yang sama. Berbeda dengan sebuah foto yang ku pandangi, mata ku hanya akan melihat keindahan tapi tidak mengingat perjuangan untuk sampai pada keindahan itu.

Ini sepenggal kisah ku hari ini,
doakan esok jemari ku kembali diizinkan untuk merangkai kata :)

Dan benar saja, baru saja ingi kembali pulang, kakak sudah menyusul ke taman ternyata sejak tadi mengirim pesan pada ku alamat tempat tinggal kami, katanya kakak mulai panik mengira aku nyasar entah dimana 🙈
bagaimana tidak, pertama kali bagiku jalan sendirian disini :D apalagi aku tak kembali selama dua jam😅


-Ayy-
diatas ayunan, dibawah gerimis.
Tsukuba, 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar